Begitu kata John Legend dalam lagunya yang berjudul Made to Love.
Namun, apa sih sebenarnya cinta itu?
tentu untuk mendeskripsikan apa itu cinta bukanlah perkara mudah bagi saya yang baru berumur 21. cinta itu abstrak, it blends all your feeling, sometimes lose your logic as well.
Tulisan ini terbentuk ketika suatu hari saya sedang bingung dengan berbagai macam pandangan orang tentang cinta, khususnya cinta terhadap lawan jenis. Mereka bilang, nafsu itu bukan cinta, namun bagi saya cinta itu membutuhkan kasih sayang, kasih sayang diungkapkan dengan berbagai cara, salah satunya melalui sentuhan. Dan bukankah proses manusia terbentuk itu diawali karena jalinan cinta sepasang kekasih? saya rasa tanpa adanya unsur nafsu, kita-kita ini tidak akan terbentuk menjadi insan manusia.
Ada suatu teori menarik yang saya temukan bernama "Triangle of Love". Teori ini dikembangkan oleh seorang psikolog bernama Robert Sternberg. Dalam teorinya, dia berkata ada 3 komponen dalam cinta, yakni: intimacy, passion, and commitment.
Intimacy adalah perasaan dua orang dimana mereka saling menghargai, sama-sama ingin membahagiakan pasangannya, berkomunikasi dengan baik, dan saling membantu satu sama lain.
Passion adalah perasaan kuat terhadap individu secara spesifik, terdapat perasaan yang menggelora dan biasanya perasaan ini muncul dalam masa hubungan yang baru. Orang-orang yang sedang mengalami perasaan ini artinya zat phenylethylamine juga ikut meningkat dalam tubuh mereka, zat ini juga ditemukan dalam cokelat. Tidak heran, bahwa makan cokelat membuat perasaan kita menjadi senang, sama seperti perasaan kita ketika sedang jatuh cinta :)
Selain itu, sexual attraction juga muncul dalam kategori komponen ini.
Commitment berarti sebuah komitmen untuk menjalin hubungan dengan pasangannya dalam jangka waktu yang lama. Mereka akan merancang impian-impian dan rencana untuk dicapai di masa depan.
Triangular of Love yang terdiri dari 3 komponen tersebut juga memiliki 7 formula, di antaranya:
Nonlove: perasaan yang tidak didasari dari ketiga komponen tersebut, sifatnya hanyalah interaksi secara kasual (sebenarnya tidak termasuk kategori Triangular of Love)
Liking/Friendship: suatu perasaan kedekatan dan kehangatan satu sama lain tanpa adanya komponen passion atau komitmen jangka panjang.
Infatuated Love: adalah passion yang muncul tanpa adanya intimacy dan komitmen, perasaan seperti ini dapat hilang secara tiba-tiba dan begitu saja.
Empty Love: yaitu komitmen tanpa adanya intimacy dan passion, bisa terjadi dalam pernikahan yang dijodohkan dimana mereka harus terikat satu sama lain meskipun tidak ada rasa diantara mereka.
Romantic Love: suatu perasaan passion dan intimacy tanpa adanya komitmen jangka panjang. Menurut saya, perasaan ini terjadi ketika kita sedang dalam masa remaja dimana kita saling menyayangi satu sama lain namun belum memikirkan tentang rencana masa depan.
Companionate Love: adalah perasaan intim, tanpa unsur passion, namun perasaan ini lebih kuat dari persahabatan karena unsur komitmen jangka panjang. "Jenis cinta yang diamati dalam pernikahan jangka panjang di mana gairah tidak lagi hadir" tetapi kasih sayang yang mendalam dan komitmen tetap ada. Cinta yang idealnya dibagi antara anggota keluarga adalah bentuk cinta companionate, dan juga seperti cinta di antara teman-teman dekat.
Fatuous Love: yaitu tahap hubungan timbal-balik. Ketika hubungan baru tersebut jalan beberapa lama kemudian, komitmen untuk terus mengeksplorasi hubungan dapat memudar juga. Tidak ada keintiman yang sesungguhnya dalam hubungan ini.
Consummate Love: merupakan formula terlengkap dalam sebuah cinta, merupakan hubungan yang ideal yang didambakan orang-orang. Dari tujuh jenis cinta, cinta yang sempurna ini berteori bahwa cinta terkait dengan "pasangan yang sempurna." Menurut Sternberg, pasangan ini akan terus memiliki seks yang hebat lima belas tahun atau lebih di dalam hubungan, mereka tidak dapat membayangkan diri mereka bahagia dalam jangka panjang dengan orang lain, mereka mengatasi beberapa kesulitan mereka dengan anggun.Namun Sternberg memperingatkan bahwa mempertahankan cinta yang sempurna mungkin lebih sulit daripada mencapainya.. Dia menekankan pentingnya menerjemahkan komponen cinta ke dalam tindakan. "Tanpa ekspresi," ia memperingatkan, "bahkan yang terbesar dari cinta bisa mati." Dengan demikian, cinta yang sempurna mungkin tidak permanen. Jika gairah hilang dari waktu ke waktu, hal itu bisa berubah menjadi cinta companionate.
Secara teoritis, saya sangat terbantu dengan adanya teori Triangular of Love ini, paling tidak ini merupakan pedoman saya untuk bagaimana dapat membina sebuah hubungan yang berlandaskan cinta yang ideal.
Saya pikir, "nafsu bukanlah cinta", atau "sexual attraction harus terlibat dalam sebuah cinta" bukanlah sebuah kalimat yang sempurna, karena cinta tidak dapat didefinisikan hanya dengan melihat satu unsur yang mempengaruhinya.
cinta itu kompleks.
Untuk saat ini, teori tersebut cukup ideal bagi saya. Cinta memang membutuhkan kemesraan, komitmen, dan hasrat untuk saling memberikan kasih sayang.
Saya harap, cinta saya dengan kekasih saya saat ini adalah sebuah Consummate Love
Mariska,
xx